Tokoh masyarakat akui PT ANA sangat serius selesaikan masalah lahan dan HGU

BERITA16 Dilihat

Morowali Utara, 9 Maret 2025 –* Ketua Adat Suku Mori, Moh. Monde Laega, SH, mengakui bahwa perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Agro Nusa Abadi (ANA) sangat serius dalam menyelesaikan masalah lahan. Mantan anggota DPRD Morowali Utara periode 2014-2019 itu tahu betul upaya sungguh-sungguh PT ANA memperoleh sertifikat Hak Guna Usaha (HGU).

Cuma, diakuinya bahwa usaha ke arah itu memang kelihatannya menghadapi banyak kendala. Proses semakin rumit karena di lapangan muncul oknum-oknum yang mengklaim sebagai pemilik lahan. “Jumlah klaimer ini semakin hari semakin banyak,” kata Monde, panggilan akrabnya.

Padahal, Monde tahu betul bagaimana sejarah daerah tempat tinggalnya ini. Ia juga banyak meragukan keabsahan maupun kekuatan hukum dari dokumen-dokumen yang dimiliki para klaimer lahan.

Sama seperti penduduk asli pada umumnya, hampir seluruh lahan yang tengah dikelola PT ANA sebagai perkebunan sawit, dulunya merupakan daerah minus dan tidak ada orang yang menempati atau mengolahnya sebagai tempat usaha.

Menurutnya, situasi dan saling klaim lahan semakin marak karena ada oknum-oknum pejabat desa yang menyalahgunakan wewenang dan mengeluarkan bukti kepemilikan lahan tanpa dasar yang kuat.

Mantan aktivis Lembaga Keadilan Rakyat (LKR) ini berharap PT ANA dapat segera menyelesaikan masalah dan memperoleh sertifikat Hak Guna Usaha (HGU). Ia ingin perusahaan kelapa sawit ini bisa terus beroperasi dan memberi manfaat pada masyarakat maupun perkembangan wilayah Morowali Utara.

Apalagi, keberadaan PT Agro Nusa Abadi (ANA), anak usaha Astra Agro Lestari, ini telah terbukti memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Morowali Utara.

Sejak beroperasi, perusahaan ini tidak hanya membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal, tetapi juga mendorong pembangunan infrastruktur serta meningkatkan kesejahteraan warga setempat.

Itu sebabnya, jika semula sempat menolak kehadiran PT ANA, di kemudian hari hingga saat ini Monde justru berharap perusahaan tetap hadir di Morowali Utara. “Dulu kami khawatir dengan kehadiran perusahaan, tetapi sekarang kami melihat manfaatnya. Banyak warga yang kini memiliki pekerjaan, dan infrastruktur desa juga berkembang pesat,” ujarnya.

Monde mengungkapkan bahwa salah satu dampak ekonomi yang paling terasa adalah tersedianya lapangan kerja. PT ANA telah menyerap tenaga kerja dari masyarakat lokal, termasuk generasi muda yang sebelumnya sulit mendapatkan pekerjaan.

“Dengan adanya perusahaan, banyak pemuda yang kini bekerja sebagai mandor, operator alat berat, serta di berbagai sektor pendukung lainnya,” tambahnya.

Selain itu, keberadaan PT ANA juga mendorong pertumbuhan usaha kecil dan menengah (UKM) di sekitar wilayah operasinya. Warung makan, toko sembako, hingga jasa transportasi berkembang pesat untuk memenuhi kebutuhan para pekerja dan perusahaan. Hal ini memberikan dampak ekonomi berantai yang menguntungkan masyarakat sekitar.

Tak hanya dalam aspek ketenagakerjaan, PT ANA juga berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur. Akses jalan yang sebelumnya sulit dilalui kini telah diperbaiki dan diperlebar, mempermudah mobilitas masyarakat.

“Perusahaan juga membantu pembangunan fasilitas umum seperti sekolah dan tempat ibadah, yang semakin meningkatkan kualitas hidup warga,” ujar Monde.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *