Bupati Delis Gerah Dengan PLN Yang Tidak Komitmen.

BERITA848 Dilihat

Kolonodale – Bupati Kabupaten Morowali Utara (Morut) dr Delis julkarson hehi sudah cukup gerah dengan seringnya pemadaman listrik di wilayahnya. Bupati Delis menyatakan menunggu data dari Pihak PLN sampai batas Hari kamis.

Diketahui upaya pemerintah daerah sebelumnya sudah bertemu dengan pimpinan PT PLN UP3 palu,Manager PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Kolonodale Nian Aditya, Manager PLN ULP Bungku Desnar Sabudu serta Supervisor Pembangkitan PLN ULP Bungku Frangky Wangko pada tgl 26/7 lalu.
untuk menanyakan kepastian pasokan listrik di wilayahnya. Dalam pertemuan itu, Delis menanyakan komitmen PLN. mendesak pihak PT.PLN untuk segera menghentikan atau paling tidak menekan seminimal mungkin pemadaman listrik yang begitu meresahkan warga Morowali Utara akhir-akhir ini.

Dalam pertemuan sebelumnya itu, pihak PLN menanggapi desakan bupati saat itu, Kepala PLN UP3 Palu Agus Tasya mengatakan bahwa pemadaman listrik di seluruh area pelayanan PLN ULP Kolonodale akhir ini tidak lagi disebabkan oleh gangguan jaringan tetapi pada masalah teknis terkait kehandalan sistem proteksi pada PLTM Wawopada dan PLTM Tomata.

Namun dari pertemuan itu hinga saat ini belum menujukan titik terang tentang persoalan pemadaman listrik.

“Dampak pemadaman listrik ini luas sekali , mulai dari keresahan warga yang setia membayar rekening listrik, kerusakan peralatan elektronik dan balon lampu sampai investor yang enggan masuk bahkan ada investor yang siap pindah ke daerah lain karena terlalu seringnya pemadaman listrik tak terencana,” kata Bupati Delis saat menerima tim PLN yang berkunjung di Morut terkait kemelut pemadaman listrik ini saat itu.

Selanjutnya hinga saat ini belum juga ada perubahan atas sering padamnya lampu yang tak beraturan,membuat tim PLN kembali diundang oleh Bupati Delis dirumah jabatan bupati Morowali Utara (18/10/22).

hadir dalam pertemuan tersebut adalah pihak PLN ULP Bungku Desnar Sabudu serta Supervisor Pembangkitan PLN ULP Bungku. Sedangkan Manager PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Kolonodale Nian Aditya,tidak sempat hadir karna masih berada diperjalanan dari palu.

Dalam pertemuan itu tampak bupati Delis sangat geram dan marah besar dengan beberapa kali mengeluarkan nada keras dan sesekali memukul meja, sebagai kekesalannya atas pemadaman lampu yang tidak beraturan. Menurut bupati, terlalu seringnya pemadaman listrik yang berdampak pada kerusakan peralatan elektronik warga,usaha masyarakat yang bergantung pada kelistrikan jadi macet, bahkan mengganggu kelancaran komunikasi telepon seluler, bisa menimbulkan kerawanan sosial dan potensi konflik di masyarakat.

“kalau kami tidak pusing bila peralatan elektronik rumah rusak, karna semua dibiayai Negara,tapi kasian jika milik elektronik masyarakat yang rusak siapa yang akan harus bertanggung jawab.”kesal Delis.

Ditambahkannya, akibat pemadaman ini kami pemerintah daerah terus jadi sasaran masyarakat untuk didemo masyarakat, seakan-akan tidak perduli dengan keadaan ini.

“Kalau ada kesulitan PLN dalam mengatasi persoalan pemadaman listrik ini, pemda siap memberikan bantuan semaksimal mungkin sesuai kewenangan yang dimiliki. Kalau ada masalah jaringan kabel distribusi dengan tanaman warga, beritahu kami supaya kami bisa menjembatani penyelesaiannya,” kata Delis lagi.

Delis juga mengingatkan bahwa kontribusi Morowali Utara kepada pertumbuhan ekonomi nasional dan pendapatan negara seperti pajak-pajak dan cukai sangat signifikan.

“Karena itu masyarakat kami menuntut perimbangan sebab sumber daya alam daerah sudah memberi kontribusi yang signifikan bagi kemajuan negara, maka wajarlah kalau negara melalui PT.PLN yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini memberikan pelayanan kelistrikan yang lebih handal,” ujarnya.

Delis menegaskan memberi waktu hingga Hari kamis Untuk memberikan kesempatan menyerahkan data tentang apa kendala yang terjadi sehinggah sering padamnya lampu yang tak beraturan dan apa solusi yang akan dilakukan. “Kondisi seperti ini tidak bisa terus dibiarkan, masyarakat sudah cukup resah dengan keadaan ini kami sudah cukup bersabar,” ucapnya.

Dia menyebut pemadaman listrik bisa terjadi hampir setiap jam. Dalam sehari, bisa terjadi tiga hingga empat kali pemadaman. Sebagai pemerintah daerah, Delis berujar, pihaknya juga kerap menerima aduan dan keluhan warga soal layanan listrik baik melalui telepon dan pesan pendek. “Kondisi listrik di Morowali utara cukup memprihatinkan,” ujar dia,

Kepala Bagian Humas dan Protokoler Morowali utara ,Herry pinontoan menambahkan pemadaman listrik juga berdampak pada pelayanan pemerintah untuk warga. Pekerjaan pegawai negeri yang menggunakan alat elektronik seperti computer juga terganggu. “Kalau padamnya di malam hari, tidak akan berdampak pada pekerjaan. Tapi kalau jam kantor, pasti sangat berimbas pada peralatan elektronik,” tutur Herry.

Tak hanya kinerja pemerintahan yang terganggu. Kerapnya pemadaman listrik juga berimbas terhadap dunia usaha. Herry menuturkan beberapa sektor usaha yang terganggu, yaitu usaha foto copy, warung internet,Warkop. “Dan usaha-usaha lain yang bergantung pada listrik PLN,” ujarnya.

Sementara itu,Brian galela salah seorang warga dan pelaku usaha diDesa beteleme mengaku merugi drastis akibat pemadaman listrik. Tak hanya pendapatan yang berkurang, peralatan dan mesin elektroniknya miliknya juga cepat rusak akibat pemadaman. Brian pun meminta pemerintah turun tangan atas keadaan ini. “Kalau kondisi seperti ini dan dibiarkan, usaha kami bisa gulung tikar,” tuturnya.

Menangapi hal tersebut pihak kepala ULP cabang PLN tompira Nian aditya kepada media ini mengatakan,saat ini pihaknya masih terkendala pada jaringan,yang mana ada beberapa titik gangguan yang disebabkan oleh tanaman warga yang belum bersedia untuk dibesihkan.”tandasnya.**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *