MOROWALI UTARA- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Morowali Utara (Morut) geram dengan pekerjaan proyek jalan di wilayah kecamatan Petasia Barat yang tidak maksimal.
“Proyek pekerjaan jalan mulai dari jalan Korololama-Koromatantu. Kemudian jalan dalam desa Tiu, jalan Tiu-Tontowea, jalan Tontowea-Era tukang dan alat yang di pakai sama. Jadi alat itu harus pindah dari satu tempat ke tempat berikut, ini yang menyebabkan keterlambatan. Padahal saat kami peninjauan lapangan kemudian kami mengundang Dinas PUPR Morut pada tanggal 19 Oktober 2022 menyanggupi akan menyelesaikan pekerjaan dalam desa Tiu pada akhir November. Hari ini sudah tanggal 17 November 2022 tidak ada alat yang bekerja. Bagaimana akan selesai pekerjaan jika seperti ini. Saya adalah perwakilan masyarakat Petasia Barat yang sering di soroti karena pekerjaan ini. Dan kita tau sebentar lagi masyarakat wilayah Petasia Barat akan menghadapi Natal,” ujar Yaristan Palesa (17/11)
Anggota DPRD Morut dari partai Golkar ini juga menyayangkan jika proyek dari Dana PEN ini tidak dilaksanakan maksimal sementara menjadi hutang bagi daerah.
Proyek rehabilitasi jalan Korololama-Tiu dengan kontrak Rp. 6.563.372.378. Proyek rekonstruksi jalan Desa Tiu dengan pagu anggaran Rp 2.575.000.000.
Proyek peningkatan struktur jalan Tiu-Tontowea, dengan pagu anggaran sebesar Rp 4.799.999.999. Proyek peningkatan struktur jalan Tontowea-Era Rp 13.999.999.998.
Dalam rapat tanggal 19 Oktober dengan DPRD Morut terkait hasil peninjauan lapangan, mewakili PPK Dinas PUPR Morut yang hadir, Rapda Tobigo, mengatakan, tetap akan berupaya semaksimal mungkin, untuk dapat menyelesaikan proyek pekerjaan itu sesuai dengan batas waktu kontrak yang ditentukan.
Namun fakta saat ini di lapangan pekerjaan jalan wilayah Petasia Barat, yang ditujukan untuk memperlancar akses masyarakat di nilai tidak maksimal.**