PSDKP: Tidak Ada Pencabutan Plang Seorang Buruh PT. BTIIG Ikut Angkat Bicara

BERITA820 Dilihat

MOROWALI- Soal PT. BTIIG, salah satu petugas lapangan Ditjen PSDKP KKP RI di Morowali, (WILKER PSDKP MOROWALI) Muliadi via WhatssApp mengatakan, bahwa hal tersebut merupakan paksaan pemerintah dan sifatnya penghentian sementara yang dilakukan KKP RI melalui Ditjen PSDKP melalui PSDKP PANGKALAN BITUNG.

 

“Penghentian sementara khusus wilayah reklamasi yang berada di wilayah laut yang merupakan kewenangan KKP RI. Kalau dahulu biasa dikenal dengan sebutan ijin lokasi,” ungkap Muliadi.

 

Mengenai isu pencabutan yang kembali mencuat, Muliadi menjelaskan, bahwa hal itu tidaklah benar. Kondisi yang terjadi, justru papan plang penyegelan itu roboh akibat terpaan angin.  Sehingga, plang penyegelan yang terbuat dari baliho perlu dilubangi agar tidak mudah roboh oleh angin, selanjutnya meminta kepada Pihak PT BTIIG Agar tetap menjaga Keberadaan Plang Paksaan Pemerintah sebagaimana tertuang dalam Berita Acara karena menjadi Tanggung jawab Perusahaan sampai dengan waktu yang di tetapkan.

 

Setelah diketahui plang tersebut roboh, salah seorang dari pihak PT. BTIIG bernama Irwan, menghubungi dirinya selaku petugas Ditjen PSDKP di WILKER PSDKP MOROWALI  yang ada di Kompleks TPI Matano,Morowali. Mendapat informasi tersebut, Ia langsung mengkonsultasikan ke PSDKP Pangkalan Bitung untuk meminta arahan.

 

“Jadi arahannya PSDKP Pangkalan Bitung, tidak mengapa untuk dilubangi asalkan tidak kena ditulisannya. Dan saat ini sudah dipasang kembali. Jadi tidak benar kalau ada yang bilang bahwa ada pencabutan plang penyegelan Ditjen PSDKP,” ungkapnya.

 

Secara terpisah seorang kariawan angkat bicara, ia mengungkapkan penyerapan kariawan juga terlihat. Jun yang baru saja masuk kerja dikawasan PT. BTIIG, mengatakan sebelumnya jarak kerjanya ke PT. IMIP sangatlah jauh namun hari ini dia tidak lagi jauh untuk bekerja

“Kami bersukur pak kehadiran BTIIG, tidak harus membuat saya jauh lagi bekerja. Kebijakan pemerintah kami harapkan agar perusahaan tetap berjalan karna kami di BTIIG kerja tidak perlu lagi jauh sampai ke Bahodopi, saya juga masuk kerja tidak dipersulit. Jangan korbankan penghasilan kita demi kepentingan tertentu” ujar Junaedi.

“Harusnya semua mendukung investasi besar ini.. secara dampak positif sdh bisa kita rasakan dng hadir nya perusahaan BTIIG di Topogaro, kami buruh merasakannya, jangan karena kepentingan segelintir orang kami buruh terhambat bekerja, jangan terlalu digoreng sehingga merugikan banyak pihak” Tambah Jun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *