Morowali Utara, 10 Maret 2025 – Di usia yang tak lagi terbilang muda, gaya bicara Ketua Adat Suku Mori, Moh. Monde Laega, SH, masih penuh semangat dan berapi-api. Mantan anggota DPRD Morowali Utara periode 2014-2019 itu merasa geram juga dengan aksi para klaimer lahan perkebunan sawit PT Agro Nusa Abadi (ANA) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah.
“Sebenarnya mudah saja menyelesaikan masalah yang dihadapi ANA itu,” katanya tegas dan singkat. Ia mengaku paham betul kelemahan dasar hukum para klaimer yang mengaku memiliki alas hak atas lahan yang tengah dikelola PT ANA.
Sebagai contoh, Monde, begitu biasanya ia disapa, suatu ketika pernah dihubungi salah satu tokoh besar klaimer lahan PT ANA. Klaimer itu minta Monde mendukungnya mengajukan gugatan karena lahannya dikuasai perusahaan.
“Tapi saya tidak mau, karena setelah saya pelajari, saya tidak percaya dengan dokumen-dokumen yang dia punya,” tegas Monde, yang pernah mendirikan LMS Jaringan Kesejahteraan Rakyat (JKR) dan sering mengadvokasi kepentingan masyarakat di Morowali Utara.
Karena itu, ia berharap PT ANA segera dapat menyelesaikan permasalahan yang menghalanginya beroperasi dengan lancar di Morowali Utara. Monde optimis masalah itu dapat diselesaikan.
Apalagi, menurutnya, PT ANA juga mendapat dukungan masyarakat karena terbukti komit terhadap lingkungan dan kepentingan masyarakat maupun ada. Komitmen dan bukti ini pula, menurut Monde, yang membuat dirinya berubah sikap pada 2011 dari menentang menjadi mendukung penuh kehadiran perusahaan perkebunan sawit PT ANA di Morowali Utara.
“Kami melihat ada itikad baik dari perusahaan untuk bekerja sama dengan masyarakat adat, sehingga kami memutuskan untuk memberikan dukungan,” ujarnya. Setelah serangkaian diskusi dan kesepakatan, Monde menilai bahwa PT ANA telah menunjukkan komitmen untuk menghormati nilai-nilai adat dan lingkungan.
Monde berharap hubungan antara perusahaan dan masyarakat dapat berjalan harmonis serta memberikan manfaat bagi semua pihak.